Analisis Potensi Energi Listrik yang Dihasilkan dari Rancang Bangun Prototipe Alat Pembangkit Listrik Menggunakan Piezoelektrik Memanfaatkan Energi Kinetik dari Keset Kaki dengan Metode Energy Harvesting
Abstract
Energi merupakan sesuatu yang kekal, tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, energi hanya dapat berubah dari satu bentuk energi ke satu bentuk energi yang lain. Sebagai alternatif dari keterbatasan energi fosil, manusia mencoba menciptakan alat pemanen energi (energy harvesting). Salah satu contohnya dengan memanfaatkan energi kinetik dari gerakan kaki. Komponen yang mampu mengubah energi kinetik menjadi energi listrik adalah piezoelektrik. Oleh karena itu, penulis merancang keset kaki pemanen energi menggunakan piezoelektrik dengan memanfaatkan energi kinetik dari kaki. Karena energi listrik yang dihasilkan satu keping piezoelektrik sangat kecil, maka dibutuhkan banyak keping piezoelektrik agar hasil yang diinginkan bisa tercapai. Energi listrik hasil dari rangkaian piezoelektrik akan dipanen dan disimpan oleh baterai lithium ion 3,7 Vdc dengan kapasitas 3000 mAh. Pada penelitian kali ini didapatkan hasil melalui sepuluh kali percobaan yang dilakukan terhadap tiga orang dengan bobot berat badan yang berbeda, yaitu 59kg, 61kg dan 65kg. Pengujian terhadap orang dengan bobot berat badan 59kg menghasilkan tegangan sebesar 1,907 V, untuk orang dengan bobot berat badan 61kg menghasilkan tegangan sebesar 2,138 V dan untuk orang dengan bobot berat badan 65kg menghasilkan tegangan 2,238 V, dengan total rata-rata tegangan yang dihasilkan adalah 2,094 V. Dengan kata lain, hal ini menandakan bahwa semakin besar tekanan yang diberikan terhadap piezoelektrik, maka akan semakin besar juga tegangan yang dihasilkan. Dan dibutuhkan 82,840 x 106 kali tekanan terhadap keset kaki tersebut.
References
[2] J. Tgk, S. Abdurrauf, B. Aceh, and B. Aceh, “Perancangan Prototype Penghasil Energi Listrik Berbahan Dasar Piezoelectrik,” J. Karya Ilm. Tek. Elektro, vol. 1, no. 3, pp. 63–67, 2016.
[3] P. Dirton, "Rancang bangun antena penyearah (rectifier antenna) untuk pemanen energi elektromagnetik pada frekuensi GSM 1800 MHz," 2014
[4] R. F. Ibrahim, “Energi Terbarukan Indonesia,” no. April, pp. 1–54, 2014.
[5] M. I. Mowaviq, A. Junaidi, and S. Purwanto, “Lantai Permanen Energi Listrik Menggunakan Piezoelektrik,” Energi & Kelistrikan, vol. 10, no. 2, pp. 112–118, 2019, doi: 10.33322/energi.v10i2.219.
[6] A. F. Farizy, D. A. Asfani, and A. Baterai, “Desain Sistem Monitoring,” vol. 5, no. 2, 2016.
[7] M. Thowil Afif and I. Ayu Putri Pratiwi, “Analisis Perbandingan Baterai Lithium-Ion, Lithium-Polymer, Lead Acid dan Nickel-Metal Hydride pada Penggunaan Mobil Listrik - Review,” J. Rekayasa Mesin, vol. 6, no. 2, pp. 95–99, 2015, doi: 10.21776/ub.jrm.2015.006.02.1.
[8] M. Chanif, S. Sarwito, and E. S. K, “Analisa Pengaruh Penambahan Kapasitor Terhadap Proses Pengisian Baterai Wahana Bawah Laut,” J. Tek. Pomits, vol. 3, no. 1, pp. 1–6, 2014.






